Al-Qur'an Berbicara Bentuk Bumi
Posted by Unknown |  at 05.15
|
Di
era ketika teknologi belum berkembang mulai muncul pertanyaan seperti
apakah bentuk bumi. Dahulu kala banyak yang menganggap bahwa bumi itu
datar maka ketika seseorang melakukan perjalanan sampai pada ujungnya
konon maka ia akan terjungkal ke angkasa. Flat Earth Society Anggapan
yang demikian pun di era modern ini masih ada. Flat Earth Society (juga
dikenal sebagai International Flat Earth Society atau International
Flat Earth Research Society) adalah sebuah organisasi yang memiliki
keyakinan bahwa bumi berbentuk datar, bertentangan dengan fakta-fakta
ilmiah yang menunjukkan bahwa bumi itu bulat. Organisasi modernnya
didirikan oleh seorang pria asal Inggris, Samuel Shenton pada 1956, dan
kemudian dipimpin oleh Charles K. Johnson, yang menjadikan rumahnya di
Lancaster, California, sebagai basis organisasi. Organisasi ini tidak
lagi aktif semenjak kematian Johnson pada 2001, namun baru-baru ini
organisasi Flat Earth Society dimunculkan kembali oleh presiden barunya,
Daniel Shenton. Pendukung Flat Earth Society pada masa kini tidak
memiliki satu teori yang disetuju bersama. Tiap anggota memiliki gagasan
yang berbeda mengenai bagaimana Bumi diciptakan. Beberapa mendukung
gagasan bahwa bumi datar sepenuhnya, sementara yang lain mendukung
bentuk cakram. Daniel Shenton telah membangkitkan kembali organisasi
Flat Earth society. Dalam suatu artikel di The Guardian, Shenton
mengatakan bahwa dia memiliki 60 anggota. Laporan tersebut juga
menyatakan Shenton memiliki situs web yang di dalamnya terdapat buletin
organisasi dari tahun 1970-an dan 80-an. Ilmuwan Barat Atau Islam? Wacana
bentuk bumi bundar baru berkembang di Barat pada abad ke-16 M. Adalah
Nicoulas Copernicus yang mencetuskannya. Di tengah kekuasaan Gereja yang
dominan, Copernicus yang lahir di Polandia melawan arus dengan
menyatakan bahwa seluruh alam semesta merupakan bola. Sejarah Barat
kemudian mengklaim bahwa Copernicus-lah ilmuwan pertama yang
menggulirkan teori bumi bulat. Kemudian juga dibuktikan oleh Ferdinand
magelhaens ketika mengelilingi dunia pertama kali pada tahun 1522 Klaim
Barat selama berabad-abad itu akhirnya telah terpatahkan. Sejarah
kemudian mencatat bahwa para sarjana Islam-lah yang mencetuskan teori
bentuk bumi itu. Para sejarawan bahkan memiliki bukti bahwa Copernicus
banyak terpengaruh oleh hasil pemikiran ilmuwan Islam. Para sejarawan
sains sejak tahun 1950-an mengkaji hubungan Copernicus dengan pemikiran
ilmuwan Muslim dari abad ke-11 hingga 15 M. Hasil penelitian yang
dilakukan Edward S Kennedy dari American University of Beirut
menemukan adanya kesamaan antara matematika yang digunakan Copernicus
untuk mengembangkan teorinya dengan matematika yang digunakan para
astronom Islam –dua atau tiga abad sebelumnya. Copernicus ternyata
banyak terpengaruh oleh astronom Muslim seperti Ibn al-Shatir (wafat
1375), Mu'ayyad al-Din al-'Urdi (wafat 1266) dan Nasir al-Din al-Tusi
(wafat 1274). Secara resmi, para sarjana Muslim telah mengeluarkan
kesepakatan bersama dalam bentuk ijma tentang bentuk bumi bundar. Teori
bentuk bumi bulat diyakini oleh Ibnu Hazm (wafat 1069), Ibnu Al-Jawi
(wafat 1200) dan Ibnu Taimiyah (wafat 1328). Penegasan ketika tokoh
Islam itu untuk memperkuat hasil penelitian dan penemuan yang dicapai
astronom dan matematikus Muslim.
Sains Modern Seiring
dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kini orang bisa
melihat bentuk asli bumi dari luar angkasa. Sehingga terbuktilah secara
ilmiah bahwa bentuk bumi itu bulat. Dalam kehidupan sehari-hari pun kita
bisa membuktikan bahwa bumi bula, misalnya ketika ada kapal yang hendak
berlabuh yang kelihatan duluan cerobong baru badannya, ketika terjadi
gerhana pasti bayangan bumi berbentuk lengkungan dan kalau ada pesawat
yang terbang dari satu titik untuk mengelilingi bumi maka ia akan
kembali pada titik semula itu.
Ketika Al-Quran Berbicara Informasi mengenai bumi bulat, dijelaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam Al-Qur'an mengenai pergantian siang dan malam : “Tidakkah
kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam
siang dan memasukkan siang ke dalam malam?” (QS. Lukman (31) : 29). Menurut
ahli tafsir, kata memasukkan pada ayat di atas diartikan sebagai malam
lambat laun berubah menjadi siang demikian pula sebaliknya. Peristiwa
ini hanya dapat terjadi jika bumi bukan datar tetapi bulat. Jika bumi
datar, maka akan terjadi perubahan secara tiba-tiba dari malam menjadi
siang. Begitu pula dari siang menjadi malam. “Dia menciptakan langit
dan bumi dengan tujuan yang benar: Dia menutupkan malam atas siang dan
siang atas malam.” (QS. Az-Zumar (39) : 5). Dalam Al Qur'an,
kata-kata yang digunakan untuk menjelaskan tentang alam semesta sungguh
sangat penting. Kata Arab yang diterjemahkan sebagai "menutupkan" dalam
ayat di atas adalah "takwir". Dalam kamus bahasa Arab, misalnya, kata
ini digunakan untuk menggambarkan pekerjaan membungkus atau menutup
sesuatu di atas yang lain secara melingkar, sebagaimana surban
dipakaikan pada kepala. Keterangan yang disebut dalam ayat tersebut
tentang siang dan malam yang saling menutup satu sama lain berisi
keterangan yang tepat mengenai bentuk bumi. Pernyataan ini hanya benar
jika bumi berbentuk bulat. Ini berarti bahwa dalam Al Qur'an, yang telah
diturunkan di abad ke-7, telah diisyaratkan tentang bentuk planet bumi
yang bulat.
|
Tagged as:
About the Author
Write admin description here..
0 komentar:
Posting Komentar