Allah
menciptakan matahari dengan sinarnya. Pagi datang dengan segudang
berkah. Kita meraih kesehatan dengan tersenyum ketika bangun di pagi
hari, seraya melafadzkan hamdallah dan berhusnudzon pada-Nya agar dalam
menjalani hari, kita mendapatkan nikmat dan keberkahan atas setiap detik
dan helaan nafas yang diberikan Allah.
Ketika
di awal hari kita memulai hidup dengan dzikir dan sujud dipertigaan
malam-Nya seraya bermunajat memohon rahmat dan kebaikan. Tiada yang
disukai hamba-hamba Allah yang beriman selain introspeksi memperbaiki
diri dan muhasabah merupakan spirit bagi orang-orang beriman. Dan tiada
lain yang paling disukai Allah selain suara-suara hati hamba-Nya yang
bangun dipertengahan malam memohon ampunan dan berdo’a pada-Nya.
Allah
perintahkan kita untuk menunaikan sholat fardhu 5 waktu. Allah tentukan
waktunya masing-masing dengan fadhilah-fadhilahnya (Keutamaan). Allah
tetapkan peraturan yang rapi dan sempurna agar kita menjadi hamba-Nya
yang disiplin dan teratur memanajemen diri. Sungguh tidak ada sesuatu
peraturan yang Allah ciptakan dengan sia-sia dan tanpa perhitungan, dan
sesungguhnya perhitungan Allah amatlah cepat.
Fajar
menjelang, Allah memerintahkan kita menunaikan sholat shubuh dengan
sebelumnya disunnahkan bagi kita menunaikan sholat tahajud. Shubuh
adalah awalnya kehidupan, awal waktu dimulainya aktivitas dan rutinitas
pada hari itu. Shubuh menyimpan banyak rahasia dan berkah. Shubuh waktu
memohon keberkahan untuk menjalani hari itu dan Allah pun telah
menjanjikan rizki bagi orang yang bangun meminta pada-Nya di pagi hari.
Padanya Allah titipkan waktu Dhuha, agar kita memperoleh kemudahan dalam
rizki dan shodaqoh di hari itu.
Tengah
hari Allah perintahkan kita menunaikan sholat zuhur. Disana Allah
hendak mengingatkan kita untuk kembali bermunajat memohon padanya
setelah seharian kita bekerja dari pagi hingga tengah hari. Allah
berikan waktu sejenak untuk berehat dan istirahat agar kita bisa
meregangkan otot dan syaraf tubuh kita sembari ruku’ dan sujud. Allah
berikan waktu agar kita kembali mencharger hati dan fisik kita, agar
bersemangat dalam bekerja.
Menjelang
sore pun Allah kembali mengingatkan untuk menunaikan sholat Ashar,
sembari mengharap pensucian atas rizki yang telah diperoleh dan ungkapan
rasa syukur atas nikmat yang telah diberi pada hari itu. Kemudian Allah
perintahkan sholat maghrib sebagai di waktu malam kita dan sholat Isya
seraya memohon do’a perlindungan di malam harinya, perintah Allah agar
kita bertawakal pada-Nya atas segala usaha yang telah kita lakukan
selama satu hari penuh.Allah mengatur hidup kita hingga sedemikian
rapinya hanya untuk beribadah kepada-Nya. Bila kita bekerja, kita
bekerja untuk meraih ridho-Nya, bila kita bershodaqoh, kita bershodaqoh
untuk mendapatkan rahmat-Nya, bila kita mencari ilmu, kita mencari ilmu
di jalan-Nya agar Allah berkenan meningkatkan derajat kita di sisi –
Nya. Allah membimbing kita dengan penuh kasih sayang dan menjadikan
ibadah sebagai amalan agar kita kuat dan istiqomah menjadi
hamba-hambaNya yang mendirikan sholat serta terjaga dari
perbuatan-perbuatan keji dan mungkar.
Namun
sungguh sangat disayangkan, banyak manusia yang melupakan nikmat yang
telah Allah berikan, padahal Allah telah menitipkan banyak rahasia
hikmah dibalik jutaan nikmat-Nya. Terkadang manusia tidak berfikir
panjang untuk melakukan suatu perbuatan. Tanpa menghitung terlebih
dahulu, apakah perbuatan tersebut disukai Allah sehingga mendatangkan
rahmat-Nya atau malah sebaliknya, mendatangkan murka Allah.
Manusia
tidak berfikir secara arif dan bijaksana bahaya-bahaya dunia. Manusia
cenderung menggunakan insting hawa nafsu dari pada kecenderungan hati
terhadap keberadaan Allah, Robbul’alamin yang mengawasi setiap gerak
geriknya sekecil apa pun. Sehingga banyak terjadi bencana dimana-mana,
alam tak lagi bersahabat, banyak manusia menderita, sakit jiwa-raga
tertekan batinnya, sesama manusia saling sikut satu sama lain, mengambil
sesuatu yang bukan haknya, bahkan sampai merusak kehormatan, harkat dan
martabat manusia dan membunuh jiwa yang tak berdosa. Semua ini terjadi
karena buah tangan manusia, dan yang menyedihkan adalah dampak yang akan
terjadi pada masa yang akan datang, dampak yang akan dirasakan oleh
anak dan cucu kita kelak, yaitu ketika moral hanya jadi pajangan, harkat
martabat menjadi boneka nafsu, dan hati nurani hanya menjadi lukisan
dipinggiran jurang kenistaan.
Hidup
di dunia hanya sekejap saja namun penuh pertanggung jawaban dan resiko.
Sayangnya banyak manusia yang hidup di dunia ini tidak perduli, tidak
menyadari hakikat dirinya sebagai ”hamba” Allah yang seharusnya ”tunduk
patuh” kepada ”Tuannya”. Manusia banyak yang lupa tentang hakikat
dirinya yang seharusnya hanyalah menjadi ”pelayan” Allah. Manusia lupa
bahwa ia dan dunia beserta isinya hanyalah sementara. Dunia yang dikejar
tidaklah kekal. Lupa kalau ada tempat kembali yang abadi yang harus ia
persiapkan semenjak dari alam buaian hingga menjelang ajalnya.
Akhirat
adalah tujuan akhir hidup kita. Dunia kita cari namun jangan pula
melupakan akhirat. Hendaklah kita memilah dan memilih mana jalan yang
benar dan mana jalan yang salah. Sejatinya, manusia punya hati nurani,
bila ia melangkah pada jalan yang benar dan diridhoi Allah, sesungguhnya
ia akan merasakan ketenangan, namun jika ia melangkah pada hal yang
dimurkai Allah, maka ia akan merasakan kegelisahan. Ia bisa bertanya
sendiri pada hati nuraninya apakah suatu perbuatan yang dilakukannya itu
baik atau salah. Dan bila manusia itu sudah tak bisa lagi membedakan
mana yang baik dan mana yang salah, maka hatinya telah mati membatu.
Dialah yang disebutkan Allah dalam Al Qur’an sebagai kaum yang merugi,
yang membuat tandingan-tandingan Allah, yang diibaratkan seperti monyet,
anjing, dan babi. Na ’udzubillahimindzalik... semoga kita bukan
termasuk golongan-golongan tersebut.
Manusia
beriman yang disertai keikhlasan akan meraih kebahagiaan dunia dan
akhirat. Di dunia hasanah ia beruntung, di akhirat pun beruntung.
Apabila dia seorang yang tersohor, memiliki nama, pangkat, jabatan,
bahkan harta melimpah maka semua itu ia gunakan untuk kepentingan
akhiratnya. Ia korbankan semua yang ia miliki di jalan Allah sebagai
simpanan yang baik di sisi Allah. Ia sebagai penjual, Allah sebagai
pembeli. Yang ia jual adalah dirinya dan apa yang ia miliki di jalan
Allah, dan yang Allah beli adalah keimanan dan ketaqwaannya. Allah
membeli apa yang ia jual dengan pahala yang berlipat di akhirat nanti.
Allah selamatkan dunia-akhiratnya, Allah datangkan dunia padanya, dan
Allah bahagiakan hatinyaSeperti yang tertulis dalam Al Qur’anul Karim
surat At Taubah : 111
”Sesungguhnya
Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka
dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan
Allah...”
Orang-orang
kaya masuk syurga 500 tahun setelah orang miskin. Maka jadilah orang
kaya yang kaya amalnya. Yang mencari keridhoan Allah. Sesungguhnya kelak
Allah tidak bertanya nama dan jabatanmu, namun Allah bertanya bagaimana
duniamu. Semoga kita menjadi kaum yang beriman, ikhlas dalam beramal,
dan meraih kebahagiaan dan keselamatan dunia akhirat. Amiin...Ya Allah,
jadikanlah Al Qur’an sebagai hujjah bagi kamiPetunjuk bagi kami
dunia-akhirat.
Ya Allah, hidupkanlah kami dalam naungan La Ila Ha Illallah
Bangkitkanlah kami dalam naungan La Ila Ha Illallah
Masukanlah kami ke syurga-Mu dengan naungan La Ila Ha Illallah...
Amiin...
0 komentar:
Posting Komentar